Rindu Kamu

Aku mengenalmu

Bagaikan pelangi setelah turun hujan

Meninggalkan rasa takjub 

Bersyukur pada yang Maha Kuasa

Kamu..

Laksana bintang yang menerangi malam

Cahayanya menjadi peneduh, pelipur lara

Penerang hati yang sedang redup

Kamu..

Mengubah paradigma ku tentang kehidupan

Membuka mata hati ini tentang makna cinta

Membuatku kembali percaya pada kesetiaan

Jika dulu tiada luka, kamu dan aku mungkin tidak akan bertemu,

Jika dulu tiada khianat, kamu dan aku mungkin hanya dua orang asing yang tidak akan bertegur sapa

Kini,

Aku mengerti makna luka dan khianat

Aku tau makna ditinggalkan

Mengapa Tuhan menciptakan perpisahan

Untuk bertemu kamu

Kesempurnaan yang Tuhan anugrahkan untukku

Love,

imeliacynthia

Logika dan Hati

Aku pikir aku pandai merangkai kata

Tapi ternyata

Aku hanya membuat kata semakin berantakan

Aku pikir aku pandai mengelola senyum

Tapi ternyata

Aku hanya membagikan senyum tanpa punya arti

Aku pikir aku pandai meredam emosi

Tapi ternyata

Aku hanya menjadikan emosi sebagai bom waktu

Aku pikir aku terlalu banyak berpikir

Entah sejak kapan aku mulai berpikir

Aku berpikir bagaimana menjadi cantik

Aku berpikir apa yang kulakukan salah atau benar

Aku berpikir apa orang akan menyukaiku atau tidak

Aku berpikir apa yang harus kulakukan besok

Tapi bukankah pikiran-pikiran itu yang justru membatasi imajinasi?

Bukankah pikiran itu yang dapat menghalangi kita untuk melakukan sesuatu?

Seperti sekarang ku ingin menyapamu

Aku terus berpikir

Apakah pantas aku sapamu terlebih dahulu?

Apakah pantas aku menyukaimu?

Apakah pantas aku memimpikanmu menjadi imamku?

Iyah, sayangnya pikiran itu akan selalu ada

Gerbang antara logika dan hati

xoxo,

imeliacynthia

Dunia Lain

Mungkin ini saatnya aku kembali menjadi aku tanpa harus berpura-pura

Mungkin ini saatnya aku menyadari menjadi diri sendiri tidak akan pernah salah

Mungkin ini saatnya aku menutup lembaran lama dan tidak berharap lagi suatu saat akan kukenang

Pada sebuah forum yang cukup besar, seseorang yang tidak bukan adalah pembicara berkata, di dunia ini kita hanya perantau, suatu saat nanti kita akan kembali berpulang. Dia pun mengutarakan pertanyaan pada kami “siapa yang ingin pulang duluan?” Namun tidak ada satupun dari kami yang berkutik. 

Lucu. 

Dunia ini terlalu lucu

Fana.

Dunia ini terasa begitu nyata namun fana

Dunia ini penuh kebohongan, kesengsaraan, bagaimana orang bisa sangat ragu hanya sekedar menjawab “aku ingin pulang”

Aku menghela napas.

Tertawa.

Menertawakan diriku sendiri yang saat ini punya begitu banyak topeng

Menertawakan diriku sendiri yang dapat dengan mudahnya membiarkan dunia ini mengubahku

Menjadi sosok yang ingin aku tinggalkan

Aku tidak lagi suka tersenyum

Aku tidak lagi percaya pada orang di sekitarku

Dunia yang kupijaki..

Rasanya ingin kutinggalkan

Menapaki sisi dunia lain dimana hanya aku

Dan rumahku

Tempat berpulang

Cinta Dari Surga-Nya

Aku mencintaimu..

Seperti adam mencintai hawa

Seperti malam merindukan rembulan

Siang yang membutuhkan matahari

Aku sempat berputus asa

Tidak lagi yakin akan cinta

Pada batas umur yang tidak lagi terbilang muda

Aku tidak lagi percaya cinta akan datang menghampiri

Tidak lagi aku dapat membayangkan ada perasaan yang menggelitik

Aku mulai berpikir

Mungkin.. sebagian orang tidak menikah karena cinta

Mungkin.. keburu umur

Mungkin.. dijodohkan orang tua

Mungkin.. tidak ada pilihan lain

Dan banyak kemungkinan-kemungkinan lain di benakku

Tapi..

Hari itu

Kamu datang

Kamu tidak membawa cinta

Tapi hatiku tersentuh

Kamu tidak membawa serta pujian

Tapi aku terenyuh

Dengan bahasamu

Dengan gelak tawamu

Dengan kesopananmu

Hari itu

Aku tau, Tuhan, Sang Maha Mendengar tidak pernah tidur

Aku yakin, Allah Ar Rahiim, sangat mencintaiku

Aku percaya, Allah Al Muhaimin, Sang Maha Mengatur tidak akan membiarkanku sendiri

Walau pertemuanku dengannya hanya sebatas menit

Bahkan aku tak tau apa aku akan bertemu lagi dengannya atau tidak

Hari itu.. 

Tuhan membukakan mataku

Hati ini..

Tidak mati

Dia hidup

Menunggu cinta dari surga Allah SWT

——-

xoxo,

imeliacynthia